Pengantar
A.
Orientasi
Kesehatan Mental
Saparinah Sadli, mengemukakan tiga
orientasi dalam kesehatan jiwa, yaitu:
§ Orientasi Klasik
Seseorang
dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan,
rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya
menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat serta
mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut
di lingkungan kedokteran.
§ Orientasi Penyesuaian
Diri
Seorang
dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai
dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
§ Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang
dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang
lain dan dirinya sendiri. Ketiga orientasi ini menurut Sadli dapat dijadikan
ukuran kesehatan jiwa.
B.
Konsep
Sehat
Pengertian sehat menurut WHO adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan. Dan beberapa pengertian sehat lainnya yaitu diantaranya
1)
Sehat
adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 )
2)
Sehat
/ kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
3)
Sehat
adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces)
yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara
adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
(Menurut Paune, 1983).
C.
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah yang tercatat
melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara
menguranginya.Dan kali ini,saya akan membahas sejarah singkat perkembangan
kesehatan mental, mulai dari zaman prasejarah,peradaban-peradaban awal,abad
pertengahan,zaman renaisans,abad XVII-Abad XX dan psikiatri.
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering
mengalami gangguan gangguan baik mental maupun fisik,tetapi manusia purba
benar-benar berusaha mengatai penyakit mental.Ia memandang dan merawatnya sama
halnya dengan penyakit fisik lainnya.Baginya gigi yang sakit dan seorang yang
gila disebabkan oleh penyebab yang sama, yakni roh-roh jahat,halilintar,atau
mantera musuh.Jadi untuk penyakit mental atau fisik digunakan perawatan seperti
menggosok,menjilat,mengisap,memotong dan membalut.Tapi sungguh menggembirakan
karena para pasien penyakit mental diperlakukan secara manusiawi.
Peradaban-peradaban awal
Dalam peradaban awal
di Mesopotamia,Mesir,Yahudi,India,Cina dan benua Amerika,imam imam dan tukang
sihir merawat orang-orang yang sakit mental.Sepanjang zaman kuno (dari 5000
tahun SM sampai 500 M)penyakit mental menjadi hal yang umum.Di Babilonia dan
Mesopotamia,penyakit mental dihubungkan dengan setan dan pengobatannya
dilakukan dengan upacara agama dan upacara magis supaya setan keluar dari tubuh
pasien.Di Mesir dikembangkan terapi untuk pasien berupa rekreasi dan
pekerjaan,serta diterapkan semacam psikoterapiyang serupa dengan beberapa
pendekatan modern untuk mengobati penyakit mental..Di Yahudi orang mengartikan
penyakit mental sebagai hukuman dan pengobatannya hanyalah dengan cara bertobat
pada-Nya.Namun lain hal nya dengan Persia, disana setan-setan dipersalahkan
karena menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit lain.Di
Cina,orang-orang memandang bahwa gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan
dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan
Yang.Sedangkan masyarakat di Afrika berpendapat bahwa gangguan-gangguan fisik
dan mental disebabkan oleh musuh,roh jahat atau oleh nenek moyang yang
marah.Dan di Yunani, para pasien sakit mental dibawa ke kuil kuil kesehatan di
mana perawatannya bertujuan untuk menghilangkan penyebab gangguan mental.
Abad Pertengahan
Dengan hancurnya
peradapan Yunani-Romawi,kemajuan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran.Banyak
hal dalam ilmu kedokteran yang tidak diteruskan dan hal yang lebih buruk
seperti takhayul dan ilmu tentang setan dihidupkan kembali.Dalam periode abad
10-15,berkembang dancing mania dimana sejumlah orang menari secara liar.Masa
abad ke-15 sampai 18 para pasien penyakit mental dianggap sebagai kerasukan
setan dan perawatannya dengan cara mengusir keluar setan dengan cara menghukum
atau menyiksanya.
Zaman Renaisans
Meskipun para pasien
penyakit mental tenggelam dalam dunia takhayul dan lingkungan yang tidak
berperikemanusiaan,namun di negara-negara tertentu di Eropa suara-suara
diteriakan oleh tokoh agama,ilmu kedokteran dan filsafat.Usaha-usaha mereka
selama masa tersebut mungkin digambarkan sebagai "terang dalam
kehidupan".Di Switzerland mengakui penyebab penyakit mental dan menolak
kaitan demonology.Sedangkan di Perancis menganggap bahwa penyakit mental tidak
berbeda dengan penyakit fisik dan pasien harus diperlakukan secara manusiawi.
Abad
XXVI-XX
Pada awal abad ke-18
dilihat sebagai "Zaman Rasio",perhatian dipusatkan pada klasifikasi
dan sistem,suatu hal yang mungkin sama dengan klasifikasi sistem.Pada zaman
ini,baik di Perancis,Inggris,Jerman,Italia,Amerika Latin,Amerika Serikat, lebih
mengedepankan pada perilaku yang berperikemanusiaan untuk menghadapi serta
menangani orang-orang yang memiliki penyakit mental.Di Perancis,Pinel
mempelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang
mengalami kekalutan mental.Pinel ditetapkan sebagai Bapak Psikiatri yang telah
meletakan dasar psikiatri bagi masa yang akan datang.Ia kemudian diserahkan tugas
dan tanggung jawab atas rumah sakit Salpetriere.Rumah sakit Salpetriere dan
Bicetere sebagai rumah sakit modern pertama untuk para pasien sakit mental.Pada
tahun 1908,Clifford Beers yang pernah menjadi pasien Rumah Sakit jiwa menulis
buku "A Mind That Found It Self" yang memberikan efek menyebarkan
visi mengenai gerakan kesehatan mental.
Pada tahun 1800-an
ada usaha untuk menolong paien sakit mental,tetapi dokter-dokter belum
menemukan penyebab,pencegahan dan penyembuhan yang efektif untuk penyakit
mental walaupun mereka sudah mengklasifikasikan beribu ribu macam kekalutan
mental.Pada abad 19 kesehatan mental berkembang pada 4 bidang umum,yaitu
perlakuan terhadap pasien sakit mental yang lebih manusiawi dan rasional oleh
masyarakat,langkah-langkah untuk memperbaiki lembaga untuk penyakit
mental,perhatian para penulis besar dan filsufyang berpengaruh pada psikologi
dan tingkah laku manusia dan sistem klasifikasi yang komprehensif bagi
kekalutan mental.Tokoh yang paling berpengaruh dalam bidang psikiatri pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 adalah Emil Kraepelin.Di tahun 1883,ia
menerbitkan buku pelajaran yang menguraikan penyakit mental berdasar patologi
organik.Ia mengembangkan sistem teoritis menjadi dua katagori besar yang
disebabkan oleh faktor-faktor endogen(dari dalam tubuh) dan faktor-faktor
eksogen (dari luar tubuh).
Teori
Kepribadian Sehat
A.
Aliran
Psikoanalisa
Sigmund
Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis.Menurut Freud pikiran-pikiran
yang direpres atau ditekan merupakan sumber perilaku yang tidak
normal/menyimpang.Pandangan Freud secara lengkap adalah sebagai berikut :
Kesadaran
dan Ketidaksadaran
Sigmund
Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis terdiri dari: kesadaran (the
conscious), ketidaksadaran (the unconscious) dan Prasadar (preunconscious).
kesadaran
(conscious), Prasadar (preunconscious), dan ketidaksadaran (unconscious)
Alam Tidak Sadar
Alam
tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan
maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan,
perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata,
sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku
tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada
seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik
ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Alam Bawah Sadar
Alam
bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari,
tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964).
Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi
sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar
dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus
perhatian beralih ke pemikiran lain.
Alam Sadar
Alam
sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori
psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat
berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang
bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar
bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual
conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara
bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Struktur kepribadian menurut Freud :
·
ID,
merupakan struktur kepribadian paling mendasar dari kepribadian. Merupakan
bagian dari ketidaksadaran yang menuntut kepuasan untuk diwujudkan
·
EGO
(asas kenyataan), merupakan pengembangan dari Id, dan mengontrol kesadaran .
Ego menunjukkan aktivitas psikologis, serta mengontrol antara permintaan ID dan
SUPEREGO.
·
SUPEREGO
(asas moralitas), merupakan kesadaran tertinggi manusia yang terbagi kedalam
dua subsistem yaitu Batiniah (conscience) yang terdiri atas hal yang salah dan
hal yang tidak boleh dilakukan, dan Ego-Ideal yang terdiri atas hal yang
benar dan besar.
B.
Aliran
Humanistik
Abraham
Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi
Humanistik.Psikologi Humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan
terus berkembang. Psikologi Humanistik mengarah kan perhatiaannya pada
humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia.Menurut Psikologi
Humanistik manusia adalah mahluk kreatif , yang dikendalikan oleh nilai-nilai
dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow
menjadi terkenal karena teori motivasinya yang dituangkan dalam bukunya dalam
bukunya “ Motivation and Personality “.Dalam bukunya tersebut di uraikan
bahwa pada manusia terdapat 5 macam kebutuhan yang berhirarki meliputi:
1)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the phychological needs)
2)
Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs/the security needs)
3)
Kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the love and belogungness needs)
4)
Kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs)
5)
Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Aliran
ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi
dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini
dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964),
sebagai berikut:
1.
Manusia
tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.
Manusia
memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.
Kesadaran
manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.
Manusia
mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.
Manusia
bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
C.
Pendapat
Fromm
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia
percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu,
bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya
kebutuhan-kebutuhan manusia.
a)
Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan,
kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi
pertumbuhan penuh dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan
anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang
kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan
mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi
apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk
pertumbuhan, akibatnya ialah tingkah laku irasional dan neurotis,
masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang sakit.
b)
Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian.
Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat
evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu
dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan
tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih
rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah
dari alam.
c)
Dorongan Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan,
dan seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang
sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
d)
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan
keamanan :
1.
Hubungan
2.
Trasendensi
3.
Berakar
4.
Perasaan
identitas
5.
Kerangka
orientasi
Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1)
Cinta yang produktif,
Karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung
jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan
(dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan
kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
2)
Pikiran yang produktif,
Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
3)
Kebahagiaan
Orang-orang
yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu
perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni
kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm
membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
4)
Suara hati.
Suara
hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin
tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara
kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu
terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati
humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual.
Penyesuaian
Diri
Konsep
Penyesuaian Diri
Pengertian
penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal
lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian
diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan
kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun
dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai
interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang
lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga
faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat
timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor
lain.
Menurut
Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu:
- Penyesuaian sebagai adaptasi --- Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
- Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas --- Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
- Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan --- Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
Berdasarkan
tiga sudut pandang tentang penyesuaian diri yang disebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang
mencakup suatu respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu
agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan,
frustasi, konflik serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan
dari dalam diri individu dengan tuntutan dari dunia luar atau lingkungan tempat
individu berada (Ali & Asrori, 2004).
Referensi :
http://www.referensimakalah.com/2012/12/orientasi-kesehatan-jiwa.html
http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html
http://agnesdevia.wordpress.com/2013/03/29/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran-psikoanalisa-aliran-behavioristik-dan-aliran-humanistik/
http://intaniswari.blogspot.com/2013/03/tulisan-1-kesehatan-mental.html
Basuki,Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta : Universitas
Gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar