Minggu, 05 Oktober 2014

Pertemuan 1 Psikologi Manajemen

A.    Pengantar
1.     Definisi Manajemen
Dalam Mengartikan dan mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Bila dilihat dari literature-literaturyang ada, pengertian manajemen dapat dilihat dari 3 pengertian yaitu:
§  Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai suatu proses melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1)     Encylopedia of the Social Science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2)     Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu  untuk mencapai tujuan.
3)     Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiata orang lain.
§  Manajemen suatu Kolektivitas, merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilh yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer.
§  Manajemen sebagai Ilmu dan Seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1)     Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the Executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R Terry.
2)     Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan,  dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2.     Definisi Kepemimpinan
1)                 Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2)                 Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3)                 Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

B.    Perencanaan Penetapan Manajemen
1.     Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
2.     Langkah-langkah Menyusun Perencanaan
1) Menyadari Adanya Peluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2)    Menentukan Tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3)    Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4) Menentukan Arah Tindakan Alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5)   Mengevaluasi Arah Tindakan Alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6)     Memilih Satu Arah Tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
3.     Manfaat Menyusun Perencanaan dalam Manajemen
§ Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
§  Membantu dalam kritalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama.
§  Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
§  Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat.
§  Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi.
§ Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
§  Membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami.
§  Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
§  Menghemat waktu, usaha, dan dana.
4.     Menjelaskan Jenis Perencanaan dalam Manajemen
Melihat tingkat hirarkis, ada tiga jenis perencanaan: perencanaan strategis, taktis dan operasional.
1)     Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
2)     Perencanaan Taktis / Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
3)     Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.
4)     Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.

C.     Pengorganisasian Struktur Manajemen
1.     Definisi Struktur Organisasi
Didefiniskan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
2.     Contoh Struktur Organisasi dalam Suatu Perusahaan

3.     Menjelaskan Pengorganisasian sebagai FungsiManajemen yang Meliputi :
a.      Struktur Formal
Yaitu system kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
b.     Struktur  Informal
Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
Argyris mengemukakan empat bidang utama organisasi informal berbeda dengan organisasi formal :
§  Hubungan antar pribadi, dimana dalam organisasi formal digambarkan dengan jelas, yang tergantung kepada kebutuhan mereka.
§  Kepemimpinan, dirancang dan ditentukan daam formal serta muncul secara informal.
§  Pengendalian perilaku, dalam organisasi formal pengendalian perilaku karyawan melauli pengahargaandan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota  dengan pemenuhan kebutuhan.
§  Ketergantungan, karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, sedangkan bawahan tergantung pada kelompok informal.
4.     Manfaat Struktur Fungsional & Struktur Divisional
§  Manfaat Struktur Fungsional
-          Membantu pelaksanaan pekerjaan
-          Membantu mengatasi keterbatasan struktur formal
-          Membantu komunikasi antar anggota organisasi
-          Membantu individu untuk saling mendukung dan melindungi
-          Memuaskan kebutuhan untuk berinteraksi sosial
§  Manfaat Struktur Divisional
-          Koordinasi antarfungsi menjadi lebih mudah dan cepat
-          Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
-          Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
-          Kesempatan karir lebih terbuka
-          Menimbulkan kompetisi di dalam organisasi
-          Beban rutin CEO berkurang sehingga mempunyai waktu untuk keputusan strategis
5.     Kerugian Struktur Fungsional & Struktur Divisional
§  Kerugian Struktur Fungsional
-     Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
-     Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
-          Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
-          Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
-          Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
-          Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
§  Kerugian Struktur Divisional
-          Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
-          Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar  divisi
-          Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah

Referensi         :
Mukhyi, M.A. Saputro, I.H. Pengantar Manajemen Umum (UNTUK STIE). Jakarta:
Gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan
http://suryaerlangga.com/pengertian-hakikat-proses-dan-jenis-perencanaan-
manajemen.html
Munandar, A. S.,(2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press
www.academia.edu/.../Pengorganisasian_dan_Struktur_Organisasi_di_In...
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certob3.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar